Penulisan ilmiah merupakan sebuah karangan yang bersifat fakta atau real yang ditulis dengan menggunakan penulisan yan gbaik dan benar serta ditulis menurut metode yang ada.
Terdapat beberapa jenis penulisan ilmiah yang dapat di kategorikan sebagai berikut :
Ø Makalah
Karya tulis yang menyediakan permasalahan dan pembahasan sesuai dengan data yang telah di dapatkan di lapangan dengan objektif.
Ø Kertas Kerja
Pada umumnya kertas kerja hamper sama dengan makalah akan tetapi kertas kerja digunakan untuk penulisan local karya atau seminar serta lebih mendalam dari makalah.
Ø Laporan Praktik Kerja
Karya ilmiah yang memaparkan fakta yang di temui di tempat bekerja yang digunakan untuk penulisan terakhir jenjang diploma III (DIII).
Ø Skripsi
Merupakan karya ilmiah yang mengemukakan pendapat orang lain dan data yang telah di dapat di lapangan yang digunakan untuk mendapat gelar S1 :
Langsung (observasi lapangan)
Skripsi
Tidak langsung (studi kepustakaan)
Ø Tesis
Kerya ilmiah yang bertujuan untuk melakukan pengetahuan baru dengan melakukan peneluitian penelitian terhadap hasil hipotesis yang ada.
Ø Disertasi
Karya tulis untuk mengungkap dalil baru yang dapat dibuktikan berdasarkan fakta yang realistis dan data yang relefan serta objektif.
Dalam menulis karya ilmiah sebaiknya menggukan kata-kata atau kalimat yang sesuai dengan kaidah dan bahasa yang penuturannya terpelajar dengan bidang tertentu, ini berguna untuk menghindari ketaksaan atau ambigu makna karna karya ilmiah tidak terikat oleh waktu. Dengan demikian, ragam bahasa penulisan karya ilmiah tidak mengandung bahasa yang sifatnya konstektual,
Masalah yang terjadi dalam karya ilmiah biasanya adalah masalah mengenai abstrak atau konstektual yang nantinya akan sulit dicari kebenaranya dengan alat peraga atau analogi dengan keadaan yang nyata. Untuk mengungkap hal tersebut di perlukan sebuah struktur kata yang sangat canggih, Ciri bahasa keilmuan ialah kemampuan untuk membedakan gagasan atau pengertian yang sangat berbeda dengan bahasa yang baku dan cermat. Dengan begitu akan mudah untuk mencari makna yang sesungguhnya tanpa ada kesalahan sedikit pun, perlu di perhatikan beberapa aspek yang sangat penting yaitu :
- Singkat dan Pendek
- Bermakna Isinya
- Memenuhi kaidah bahasa yang benar
- Komunikatif secara ilmiah
- Berkesatuan yang jelas
- Jelas uraianya
- Memenuhi kaidah kebahasaan
Oleh karena itu, pengajar perlu memperhatikan kaidah yang berkaitan dengan pembentukan istilah, Pedoman Umum Pembentukan Istilah (PUPI) yang dikeluarkan oleh pusat pembinaan bahasa Indonesia merupakan sumber yang baik sebagai pedoman dalam memperhatikan hal-hal tersebut. Dan juga tanda baca yang tepat untuk di setiap kalimat yang dimuat dalam Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).
Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Konsep Penulisan Ilmiah
Ejaan ialah penggambaran bunyi bahasa dalam kaidah tulis- menulis yang distandarisasikan; yang meliputi pemakaian huruf, penulisan huruf, penulisan kata, penulisan unsur serapan, dan pemakaian tanda baca.
PEMAKAIAN HURUF
1. Huruf abjad: abjad yang digunakan dalam ejaan bahasa Indonesia terdiri atas huruf-
huruf: Aa, Bb, Cc, Dd, Ee, Ff, Gg, Hh, Ii, Jj, Kk, Ll, Mm, Nn, Oo, Pp, Qq, Rr, Ss, Tt,
Uu, Vv, Ww, Xx, Yy, Zz.
2. Huruf vokal: a, e, i, o, u.
3. Huruf konsonan: b, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, z.
4. Huruf diftong: ai, au, ai.
5. Gabungan konsonan: kh, ng, ny, sy.
PENULISAN HURUF KAPITAL
Huruf kapital dipakai sebagai berikut.
1. Huruf pertama kata pada awal kalimat
2. Huruf pertama petikan langsung
3. Ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan, kitab suci, termasuk kata ganti
4. Gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.
5. Nama jabatan, pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.
6. Huruf pertama unsur-unsur nama orang
7. Huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.
8. Huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa bersejarah.
9. Huruf pertama nama geografi.
10. Huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan,
serta nama dokumen resmi kecuali kata depan atau kata hubung.
11. Huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama
badan,lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta dokumen resmi.
12. Huruf pertama nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan, kecuali kata
depan dan kata hubung yang berada di tengah kata.
13. Huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan.
14. Huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan yang dipakai sebagai sapaan.
15. Huruf pertama kata ganti Anda.
PENULISAN HURUF BERCETAK MIRING
1. Menuliskan nama buku, majalah, koran
2. Menuliskan istilah asing, daerah, ilmiah yang ditulis dengan ejaan aslinya
3. Menegaskan huruf, kata, atau frasa yang dipentingkan/dikhususkan
PEMAKAIAN TANDA BACA
A.Tanda titik dipakai :
1. Pada akhir kalimat;
2. Pada singkatan nama orang;
3. Pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan;
4. Pada singkatan atau ungkapan yang sangat umum;
5. Di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, dandaftar;
6. Untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukan waktu;
7. Untuk memisahkan angka jam, menit, detik yang menunjukan jangka waktu;
B.Tanda titik tidak dipakai :
1. Untuk memisahkan angka ribuan, jutaan, dan seterusnya yang tidak menunjukkan
jumlah ;
2. Dalam singkatan yang terdiri atas huruf–huruf awal kata atau suku kata, atau gabungan
keduanya,yang terdapat di dalam nama
badan pemerintah, lembaga–lembaga nasional atau internasional, atau yang terdapat di
dalam akronim yang sudah diterima oleh masyarakat.
3. Di belakang alat pengirim dan tanggal surat, atau nama dan alamat penerima surat.
C, Tanda koma dipakai :
1. Di antara unsur–unsur dalam suatu perincian dan pembilangan
2. Untuk memisahkan kalimat setara;
3. Untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat;
4. Di belakang kata seru yang terdapat pada awal kalimat;
5. Di belakang kata atau ungkapan penghubung antara kalimat yang terdapat pada awal
kalimat;
6. Untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain;
7. Di antara unsur-unsur alamat yang ditulis berurutan;
8. Untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya;
9. Di antara nama orang dan gelar akademik;
10. Di muka angka persepuluhan;
11. Untuk mengapit keterangan tambahan, atau keterangan aposisi.
D. Tanda titik koma dipakai :
1. Untuk memisahkan bagian–bagian kalimat yang sejenis dan setara;
2. Untuk memisahkan kalimat yang setara dalam kalimat majemuk sebagai pengganti
kata penghubung.
E. Tanda titik dua dipakai :
1. Pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian;
2. Sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian;
3. Dalam teks drama sesudah kata yang menunjukan pelaku dalam percakapan
4. Kalau rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan;
5. Di antara jilid atau nomor dan halaman, di antara bab dan ayat dalam kitab – kitab suci,
atau di antara judul dan anak judul suatu karangan (karangn Ali Hakim, Pendidikan
Seumur Hidup : Sebuah Studi, sudah terbit).
F.Tanda hubung (-) dipakai :
1. Untuk menyambung suku–suku kata dasar yang terpisah karena pergantian baris;
2. Untuk menyambung awalan dengan bagian kata di belakangnya;
3. Menyambung unsur–unsur kata ulang;
4. Menyambung huruf kata yang dieja;
5. Untuk memperjelas hubungan bagian–bagian ungkapan;
6. Untuk merangkaikan se- dengan angka, angka dengan –an, singkatan huruf besar
dengan imbuhan atau kata;
7. Untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing.
G.Tanda pisah (–) dipakai :
1. Untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi
pelajaran(kemerdekaan bangsa itu – saya yakin akan tercapai – diperjuangkan
oleh
2. Untuk menegaskan adanya aposisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi
lebih jelas (Rangkaian penemuan ini – evolusi, teori kenisbian, dan kini juga
pembelahan atom – telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta).
3. Di antara dua bilangan atau tanggal yang berarti ‘sampai dengan’ atau di antara nama
dua kota yang berarti ‘ke’ atau sampai (1945 – 1950 :Bandung – Jakarta).
H. Tanda elipsis (. . .) dipakai :
1. Untuk menggambarkan kalimat yang terputus : Misalnya : Kalau begitu … ya,
marilah kita berangkat.
2. Untuk menunjukan bahwa dalam suatu petikan ada bagian yang dihilangkan :
Misalnya : Sebab-sebab kemerosotan . . . akan diteliti lebih lanjut.
I. Tanda petik (‘. . .’) dipakai :
1. Mengapit petikan langsung;
2. Mengapit judul syair, karangan, dan bab buku apabila dipakai dalam kalimat;
3. Mengapit istilah ilmiah yang masih kurang dikenal.
J.Tanda petik tunggal (‘…’) dipakai :
1. Mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan petikan lain, misalnya :
Tanya basri, “Kaudengar bunyi ‘kring – kring tadi’?
2. Mengapit terjemahan atau penjelasan kata atau ungkapan asing,
misalnya : rate of inflation ‘laju inflasi’.
K.Tanda garis miring (/) dipakai :
1. Dalam penomoran kode surat,
misalnya : No. 7/ PK/ 1983 ;
2. Sebagai pengganti kata dan, atau, per atau nomor alamat,
misalnya: mahasiswa / mahasiswi, hanya Rp 30,00 / lembar, Jalan Banteng V / 6.
L. Tanda penyingkat atau apostrop (‘) dipakai :
Menunjukkan penghilangan bagian kata,
Misalnya : Amin ‘kan kusurati (‘kan =akan) Malam ‘lah tiba (‘lah=telah).
Sumber : http://pustaka.unpad.ac.id